Author: Opi Anggoro
•9:45:00 PM
kenapa saya hanya bisa diam?
karena bagi saya mengeluarkan isi hati itu hanyalah sia-sia
sudahlah, dipendam saja
tak kan ada bedanya
daripada bercerita dan respon yang didapat tidak sesuai harapan
bahkan menyakitkan hati
lebih baik disimpan untuk diri sendiri
biar dunia menganggap bahwa hidup saya tidak baik-baik saja
biar semua menganggap saya selalu bahagia
hey, saya sendirian
tapi tidak apa-apa
toh semua orang juga sebenarnya berjuang sendirian
saya hanya baru saja menyadarinya
kalau saya tidak punya apa-apa



_saya yang sebenarnya butuh sosok yang tepat untuk bercerita_

Author: Opi Anggoro
•8:15:00 PM
Ada mimpi yang harus dipendam
Ada hasrat yang harus ditahan
Ada ragu yang perlu ditegaskan
Dan hanya ada aku yang berdiri sendirian untuk memastikan jalan




- rasanya seperti berdiri sendirian di tengah pesta di ruang abu-abu -
Author: Opi Anggoro
•7:54:00 PM
Hoaheeemmm...seperti habis hibernasi dalam waktu yang lama. Hampir setahun saya tak membuka blog ini (apa bahkan sudah setahun?). Entahlah, yang jelas blog ini bila diumpakan sebuah rumah maka ia sudah penuh dengan sarang laba-laba.
 
(mungkin beginilah sarang laba-laba di blog ini) (sumber gambar : google)

Maaf, bukannya mengabaikan hanya saja selalu ada saja hal yang membuat saya berpikir lagi jika akan menulis. Hehe...Dan ternyata jiwa saya memang untuk menulis (mungkin passion), karena selalu ada yang kurang kalau sehari tidak menuliskan sesuatu yang biasanya saya tuliskan di diary atau pun blog ini. Aaaaahhh...i love writing very much~ I think writing is my world. I can express myself and can be myself with writing. Menulis apa saja yang saya mau, yang saya pikirkan, saat saya senang, sedih, ataupun marah.

Kalo kata Pramoedya Ananta Toer :
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

Dan ini yang paling saya suka, dari Seno Gumira Ajidarma.
“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” 

Keep writing~ *menyemangati diri sendiri*
Author: Opi Anggoro
•5:54:00 PM
namanya juga hampir, berarti tidak
sudah di tangan, tinggal menggenggam lebih erat lagi
tapi kemudian, kubiarkan ia terbang
dan berharap tidak kembali lagi
untuk apa menggenggam sesuatu yang aku sendiri tidak yakin dengannya
biarkan saja terbang
mungkin ia akan bahagia tanpa berada di genggamanku
Author: Opi Anggoro
•5:11:00 PM
apa yang ada, suatu saat akan hilang
apa yang datang, suatu saat akan pergi
karena memang begitulah adanya dalam hidup ini
tak ada yang namanya abadi
abadi hanya sebuah persepsi
hidup adalah suatu ritme
lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati
hidup adalah proses
hidup hanya sekali, nikmatilah prosesnya
tapi...menikmati itulah yang menjadi nilai utamanya
nilai yang sangat besar jika kita benar-benar bisa melakukannya

Author: Opi Anggoro
•12:54:00 AM
ingat lagu nuansa bening-nya vidi aldiano?
jika saat mendengarnya kau masih bisa tersenyum, berarti kau masih mengingatku.
apa kabar?
kudengar kau diterima di salah satu perusahaan besar saat aku berulang tahun kemarin.
selamat....
apa mimpimu selanjutnya?
masihkah kau buat target-target untuk tahun-tahun ke depan seperti dulu?
seperti dulu?dulu itu seperti apa?
seperti saat tanpa sengaja mendengar lagunya vidi lalu kita tertawa?
saat lagu itu berputar lalu kau bilang 'ah, lagu kita'
seperti itu?
tidak..aku tak ingin seperti itu.
cukup kau tersenyum saat mendengar lagu itu dan mengingatku sejenak.
jika itu tak menyakitimu....

Author: Opi Anggoro
•9:37:00 PM
entah kenapa akhir-akhir ini aku merindukanmu lebih
tapi aku lantas teringat kata-katamu 4 tahun yang lalu
"Tuhan belum memberi kita jalan"
Tuhan? siapa yang kau maksud Tuhan?
Tuhanmu? atau Tuhanku?
ah...sejatinya Tuhan itu sama saja.
hanya kita yang menyebutnya dengan cara berbeda
bolehkan aku sedikit berharap untuk bertemu denganmu sebentar di kota ini?
untuk sekedar mengucap 'hai, apa kabar dengan mimpimu?'
walau aku sudah tau apa jawabannya tapi aku tetap ingin mendengar langsung darimu
apa kau masih seantusias dulu saat bercerita tentang mimpi dan masa depan?
apa kau masih sepintar saat terakhir kita bertemu?
apa kau masih kau yang dulu?
mungkin...kita bukan orang yang sama lagi
mungkin...hati kita juga tidak sama lagi
dan mungkin...memang benar sejak awal kita tak pernah berada di jalan yang sama




ps : jika memang kita tak bisa lagi bersua, ingatlah pernah ada aku di hidupmu walau hanya sesaat. :)